Cross posted dari http://ftis.unpar.ac.id/yudisium68/
Perjalanan pilihan saya sendiri selama masa kuliah tidak selalu mulus. Beberapa kali saya mengalami krisis yang membuat saya kehilangan semangat dan akhirnya membuat pilihan yang saya sesali hingga saat ini. Namun, tanpa kesalahan yang saya buat tersebut, saya tidak akan ada di kondisi saya sekarang. Paling tidak saya membuat kesalahan dengan risiko yang masih bisa saya terima. Mungkin jika saya membuat kesalahan yang sama di masa depan, risikonya bisa lebih besar. Saya percaya bahwa masa muda adalah kesempatan untuk membuat kesalahan sebanyak mungkin. Saya bersyukur lingkungan kampus saya masih memperbolehkan saya mengambil beberapa keputusan bodoh dalam masa muda saya.
Ketika sudah diterima menjadi mahasiswa, kita kembali dihadapkan pada pilihan menjadi mahasiswa yang memiliki tujuan untuk lulus secepat mungkin dengan indeks prestasi yang setinggi mungkin atau menjadi mahasiswa yang biasa saja dan lulus sekenanya. Tentu menjadi mahasiswa yang biasa saja tidak selalu berarti buruk karena beberapa mahasiswa lebih memilih menggunakan waktunya untuk memperoleh ilmu lain di kampus, seperti ilmu kepemimpinan atau ilmu sosial lain yang bisa didapat melalui berbagai kegiatan yang ada di kampus. Kebetulan, saya memilih untuk menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika di tahun ketiga kuliah saya. Pengalaman tersebut membuat saya lebih mengerti tentang diri saya sendiri sekaligus tentang orang lain di sekitar saya. Pilihan untuk berperan aktif dalam kegiatan mahasiswa di kampus tidak selalu berarti mengorbankan prestasi akademik karena saya kenal seorang teman yang sangat aktif dalam kegiatan mahasiswa sekaligus aktif berprestasi dalam beberapa lomba namun indeks prestasinya tidak bisa lebih baik lagi karena selalu ada di batas maksimal. Pilihan yang paling sulit ketika menjadi mahasiswa menurut saya adalah pilihan untuk bersantai saat ini menikmati masa muda atau berjuang sekuat tenaga untuk menyiapkan masa depan. Pilihan itu selalu ada di tangan setiap mahasiswa dan sepaket dengan konsekuensinya masing-masing.
Menurut saya, kuliah adalah perjalanan mengenai pilihan. Pilihan ini dimulai dari menentukan institusi atau universitas tempat kita akan kuliah, lalu kita diharuskan memilih program studi yang ingin kita dalami. Pilihan ini saja bisa sangat mudah untuk beberapa orang namun juga bisa menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk orang lain. Ketika pilihan sudah ada, kita belum tentu bisa mendapatkan apa yang kita mau karena kita harus bersaing dengan orang-orang yang mempunyai keinginan yang sama dengan kita. Pilihannya adalah kita mau berkompetisi dengan mengerahkan semua kemampuan yang kita miliki atau kita hanya percaya kepada takdir yang akan menuntun kita. Beberapa pilihan tersebut sempat membuat saya bingung. Setelah sempat ditolak untuk berkuliah di sebuah institusi di Bandung dan setelah merasa salah memilih jurusan ketika sudah berkuliah selama dua tahun, akhirnya saya memantapkan diri untuk menyelesaikan kuliah di program studi Teknik Informatika di Universitas Katolik Parahyangan.
by Andreas Novian & Claudio Franciscus